Proses
pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum
2013 mengamanatkan esensi pendekatan scientific dalam pembelajaran. Pendekatan scientific
diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi
kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif
dibandingkan dengan penalaran deduktif.
Penalaran
deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.
Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk
kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif
menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode
ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail
untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada
teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala,
memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan
sebelumnya.
Untuk
dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method
of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan
data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data,
menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV,
proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a.
mengamati;
b.
menanya;
c.
mengumpulkan
informasi/eksperimen;
d.
mengasosiasikan/mengolah
informasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam
berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan
Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah Pembelajaran
|
Kegiatan Belajar
|
Kompetensi yang Dikembangkan
|
Mengamati
|
Membaca, mendengar, menyimak,
melihat (tanpa atau dengan alat)
|
Melatih kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi
|
Menanya
|
Mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
|
Mengembangkan kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis
yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat
|
Mengumpulkan informasi/ eksperimen
|
- melakukan
eksperimen
- membaca
sumber lain selain buku teks
- mengamati
objek/ kejadian/
- aktivitas
- wawancara
dengan narasumber
|
Mengembangkan sikap teliti,
jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
|
Mengasosiasikan/mengolah informasi
|
- mengolah
informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.
- Pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
|
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
|
Mengkomunikasi-kan
|
Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya
|
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
|
Source: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please leave your comments here