Istilah
“Pembelajaran Kuantum” diadopsi dari istilah Inggris “Quantum Teaching”.
“Quantum Teaching” merupakan badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang
digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi di SuperCamp, sebuah
program percepatan belajar (accelerated learning) yang mempraktikkan metode
belajar kuantum (Quantum Learning).
Proses pembelajaran quantum teaching intinya pembelajaran yang menyenangkan, kreatif tidak membosankan. Kalau semua itu tidak tercapai, guru harus ganti strategi dengan menggunakan multi media, sehingga membuat pembelajaran lebih efektif, proses belajar saat ini boleh dikatakan aktif, partisipatif, konstruktif, komunikatif dan berorientasi pada tujuan.
1.
Prinsip-prinsip
Pembelajaran Kuantum
Pembelajaran kuantum menggunakan prinsip-prinsip yang terdiri dari lima macam, yaitu: (1) Segalanya Berbicara, (2) Segalanya Bertujuan, (3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama, (4) Akui Setiap Usaha, dan (5) Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan.
Pembelajaran kuantum menggunakan prinsip-prinsip yang terdiri dari lima macam, yaitu: (1) Segalanya Berbicara, (2) Segalanya Bertujuan, (3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama, (4) Akui Setiap Usaha, dan (5) Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan.
Segalanya Berbicara
Prinsip Segalanya Berbicara mengandung pengertian bahwa
segala sesuatu di ruang kelas “berbicara”—mengirim pesan tentang belajar. Dari
lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang dibagikan hingga
rancangan pelajaran. Setiap detail mengabarkan sesuatu—tentang diri dan sikap
guru terhadap hal mengajar dan belajar. Sebab itu dalam proses pembelajaran,
guru wajib menggubah kelas menjadi “komunitas belajar”—masyarakat mini yang
setiap detailnya telah digubah secara saksama untuk mendukung belajar
optimal—dari cara mengatur bangku, menentukan kebijakan kelas, hingga cara
merancang pengajaran.
Segalanya Bertujuan
Segalanya Bertujuan
Segalanya Bertujuan berarti bahwa semua upaya yang dilakukan
guru dalam menggubah kelas mempunyai tujuan, yaitu agar siswa dapat belajar
secara optimal untuk mencapai prestasi yang tertinggi.
Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah
mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk hal-hal yang mereka
pelajari. Pengalaman menciptakan ikatan emosional dan peluang untuk penamaan.
Pengalaman juga menciptakan pertanyaan mental, seperti: Apa?, Mengapa?,
Bagaimana?. Jelasnya, pengalaman membangun keingintahuan siswa, menciptakan
petanyaan dalam benak mereka, membuat mereka penasaran. Jadi, sebelum
menyajikan materi pelajaran, guru perlu terlebih dahulu memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengalami atau mempraktikkan sendiri.
Akui Setiap Usaha
Akui Setiap Usaha
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar
dari kenyamanan. Ketika siswa telah mengambil langkah ini, mereka patut diberi
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Prinsip Akui Setiap Usaha
mengandung konsekuensi bahwa dalam pembelajaran, guru harus mengakui setiap
usaha siswa, baik usaha yang sudah tepat atau yang belum. Perlu dipahami bahwa
dalam pembelajaran kuantum tidak dikenal istilah “gagal”. Yang ada hanyalah
hasil dan umpan balik. Setiap hasil adalah prestasi, dan masing-masing akan
menjadi umpan balik demi pencapaian hasil yang tepat sebagaimana dimaksudkan.
Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan
Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan
Perayaan merupakan sarapan bagi pelajar juara. Perayaan
memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi
positif dengan belajar. Mengadakan perayaan bagi siswa akan mendorong mereka
memperkuat rasa tanggung jawab dan mengawali proses belajar mereka sendiri.
Perayaan juga akan mengajarkan kepada siswa mengenai motivasi hakiki tanpa
“insentif”. Siswa akan menanti kegiatan belajar, sehingga pendidikan mereka
lebih dari sekadar mencapai nilai tertentu.
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa perlu sering-sering merayakan kesuksesan belajar, dan menghubungkan belajar dengan perayaan. Bentuk perayaan, misalnya: tepuk tangan, tiga kali hore, jentikan jari, kejutan, dan lain-lain.
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa perlu sering-sering merayakan kesuksesan belajar, dan menghubungkan belajar dengan perayaan. Bentuk perayaan, misalnya: tepuk tangan, tiga kali hore, jentikan jari, kejutan, dan lain-lain.
2.
Ciri-Ciri
Pembelajaran Kuantum
Secara
garis besar pembelajaran yang menggunakan model kuantum menunjukkan ciri-ciri:
(1)
penggunaan
musik dengan tujuan-tujuan tertentu;
(2)
pemanfaatan
ikon-ikon sugestif yang membangkitkan semangat belajar siswa;
(3)
penggunaan
“stasiun-stasiun kecerdasan” untuk memudahkan siswa belajar sesuai dengan
modalitas kecerdasannya;
(4)
penggunaan
bahasa yang unggul;
(5)
suasana
belajar yang saling memberdayakan;
(6)
dan
penyajian materi pelajaran yang prima.
Penyajian materi pelajaran terdiri dari enam langkah dengan urutan: (1) penumbuhan minat siswa, (2) pemberian pengalaman langsung kepada siswa sebelum penyajian, (3) penyampaian materi dengan multimetode dan multimedia, (4) adanya demonstrasi oleh siswa, (5) pengulangan oleh siswa untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar tahu, dan (6) penghargaan terhadap setiap usaha berupa pujian, dorongan semangat, atau tepukan.
Penyajian materi pelajaran terdiri dari enam langkah dengan urutan: (1) penumbuhan minat siswa, (2) pemberian pengalaman langsung kepada siswa sebelum penyajian, (3) penyampaian materi dengan multimetode dan multimedia, (4) adanya demonstrasi oleh siswa, (5) pengulangan oleh siswa untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar tahu, dan (6) penghargaan terhadap setiap usaha berupa pujian, dorongan semangat, atau tepukan.
3.
Karakteristik
Umum Pembelajaran Quantum
a.
Berpangkal
pada psikologi kognitif
b.
Bersifat
Humanistis bukan positivistis-empiris
c.
Siswa
sebagai pebelajar menjadi pusat perhatian.
d.
Lebih
bersifat pada konstruktivistis
e.
Memusatkan
perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.
f.
Sangat
menekankan pada pencapaian pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
g.
Sangat
menekankan kealamiyahan dan kewajaran proses pembelajaran.
4.
Keunggulan
Dan Kelemahan Pembelajaran Quantum
Keunggulan:
a.
Pembelajaran
kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun serba
sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
b.
Pembelajaran
kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis”,
dan atau nativistis.
c.
Pembelajaran
kuantum lebih konstruktivis(tis), bukan positivistis-empiris, behavioristis.
d.
Pembelajaran
kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan
sekedar transaksi makna.
e.
Pembelajaran
kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf
keberhasilan tinggi.
f.
Pembelajaran
kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan
keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
g.
Pembelajaran
kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
h.
Pembelajaran
kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
i.
Pembelajaran
kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, ketrampilan
(dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.
j.
Pembelajaran
kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses
pembelajaran.
k.
Pembelajaran
kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan
ketertiban.
l.
Pembelajaran
kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
Kelemahan
a.
Membutuhkan
pengalaman yang nyata
b.
Waktu
yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar
c.
Kesulitan
mengidentifikasi ketrampilan siswa
5.
Tujuh
Kunci Keunggulan Quantum Learning :
a.
Integritas
Bersikaplah jujur, tulus dan menyeluruh. Selaraskan denga
nilai-nilai yang ada pada diri kita.
b.
Kegagalan
awal kesuksesan
Pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang
anda butuhkan untuk sukses.
c.
Bicaralah
dengan niatan baik
Berbicaralahdengan pengertian positif dan
bertanggungjawablah untuk berkomunikasi yang jujur dan lurus.
d.
Komitmen
Penuhilah janji dan kewajiban, laksanakan visi dan lakukan
apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
e.
Tanggung
jawab
Bertanggungjawablah atas tindakan anda.
f.
Sikap
fleksibel
Bersikap terbuka terhadap perubahan baru yang dapat membantu
kita memperoleh hasil yang kita inginkan.
g.
Keseimbangan
Jaga keselarasan pikiran, tubuh dan jiwa. Sisihkan waktu
untuk membangun dan memelihara ketiganya.
6.
Kerangka
Rancangan Belajar Quantum Learning
Tumbuhkan
Tumbuhkan minat, motivasi, empati, simpati dan harga diri
dengan memuaskan “Apakah Manfaat BagiKU” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan
siswa.
Alami
Hadirkan pengalaman umum yang dapat di mengerti dan dipahami
semua pelajar.
Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah
masukan.
Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa
mereka tahu dan ingat setiap siswa memiliki cara yang berbeda dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please leave your comments here